Petani di Papua sampai kini masih
terbelenggu dalam kemiskinan. Penyebab kemiskinan tersebut karena adanya
ketergantungan petani Papua yang sangat besar pada berbagai produk dari
luar pulau.
''Padahal mereka itu berada di tengah-tengah
kekayaan alam dan potensi produk pertanian yang sangat baik. Ini sungguh
ironis,'' kata Ketua Umum Gerakan Petani Nusantara (GPN), Hermanu
Triwidodo, dalam keterangan tertulisnya kepada
Republika.co.id di Jakarta, Kamis (31/3).
Hermanu
menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan pelantikan perintis
pengembangan GPN Papua yang dilakukan di Sentani, Rabu (30/3). Kegiatan
ini diikuti oleh 150 orang perwakilan petani dari 29 kabupaten
se-Provinsi Papua. Kegiatan ini dihadiri juga oleh anggota DPR RI Komisi
IV, Sulaiman L. Hamzah.
Hermanu menjelaskan kemiskinan stuktural
yang terjadi di Papua itu merupakan salah satu yang terbesar. Menyitir
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, ia menyebut sebanyak 31,98
persen penduduknya masuk dalam kategori miskin. Penduduk miskin ini
sebagian besarnya merupakan petani.
''Potret kemiskinan ini bukanlah hal baru karena sudah terjadi sejak
lama. Sayangnya sampai sekarang, hadirnya berbagai program dan kebijakan
dari pemerintah belum menunjukkan hasil yang memuaskan,'' kata staf
pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Menurut dia, Papua
ini sebenarnya memiliki potensi luar biasa. Ketersediaan lahan subur,
kekuatan adat dan kearifan lokal serta keragaman jenis tanaman pertanian
pangan sebenarnya dapat dijadikan kekuatan petani. ''Ubi jalar, sagu,
aneka jenis kopi lokal, kako, buah merah merupakan sedikit contoh
potensi produk pertanian yang sudah terkenal berasal dari Papua,''
paparnya.
Hermanu melihat kondisi yang telah berlangsung lama di
Papua ini sepatutnya bisa menjadi perhatian serius dari pemerintah
pusat. ''Saudara kita, petani di Papua itu bangun dan bekerja paling
pagi, namun mendapat informasi dan sejahtera paling terakhir. Tentu saja
ini tidak adil. Terlebih sumber daya yang dimiliki berlimpah namun tak
dinikmati sepenuhnya oleh petani,'' ujar Hermanu
Sumber/Republika.co.id