Sumber Liputan6.com/ Zainuddin (45) perantau asal Jawa Barat (Jabar) yang sejak 7 tahun menjadi tukang sapu di Gedung DPRD
Makasar punya cara tersendiri untuk bisa terus bertahan hidup di Kota Daeng itu.
Caranya yakni dengan tekun dan sabar mengumpulkan Koran Bekas yang banyak berserakan di gedung wakil rakyat. Koran yang sudah dikumpulkan lalu dijual demi menambah penghasilannya.
"Setiap
hari koran masuk di DPRD Makassar untuk dibaca oleh anggota dewan dan
staf. Bekas koran yang jadi sampah tersebut saya kumpul untuk dijual ke
pengumpul," kata Zainuddin kepada
Liputan6.com, Minggu (21/2/2016).
Sejak
awal Zanu --sapaan akrab Zainuddin, bekerja sebagai tukang sapu di
Gedung Wakil Rakyat Makassar hanya diberi upah sebesar Rp 500 ribu. Uang
itu dipakai untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga kecilnya. "Buat
makan bersama istri dan anak saya yang masih SD," kata Zanu.
Setelah berjalan 4 tahun, pengelolaan tenaga
cleaning service diambil alih oleh pihak ketiga dan Zanu pun bernapas lega karena upahnya dinaikkan menjadi Rp 750 ribu.
"Upah sebesar itu saya terima sampai sekarang, tapi informasinya saya
dengar kembali akan dikelola oleh sekretariat DPRD Makassar tentunya
kembali ke angka Rp 500 ribu," ujar Zanu.
Pekerjaan Zanu selama
ini terbilang berat, karena selain ditugaskan membersihkan ruangan
anggota DPRD Makassar juga ditugaskan di halaman Kantor DPRD Makassar
yang luasnya lumayan besar.
"Ya awalnya berat. Tapi sekarang
agak ringan karena saya dibantu kerja oleh istri dan anak meski istri
saya tak ada gaji semata bantu meringankan kerja saya," ungkap Zanu.
Selama bekerja sebagai tukang sapu, Zanu mengakui tak dapat tunjangan BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja.
"
Cleaning service
di sini ada 7 orang. Dan kami tak diberi BPJS, tapi yah alhamdulillah
daripada tidak kerja sama sekali bagaimana bisa menghidupi keluarga
apalagi saya ini orang perantauan," Zanu menandaskan.
Posted yoniecha/ Sumber Liputan6.com