Nasib kalangan lanjut usia (lansia) di
Kabupaten Mojokerto cukup memprihatinkan. Pasalnya, dari 6.851 jumlah
penduduk lansia yang terdata di Dinas Sosial setempat, hanya 178 orang
yang mendapat perhatian dari pemerintah.
"Jumlah lansia terlantar semuanya 6.851 orang. Kategori terlantar ini
bukan hanya orang yang dijalan-jalan. Namun, lansia yang tidak bisa
memenuhi kebutuhan hidup dan sosialnya," kata Kepala Dinas Sosial
Kabupaten Mojokerto, Hariyono, kemarin.
Dijelaskan Hariyono, dari ribuan lansia hanya 178 orang yang menerima
bantuan pemerintah yakni salah satunya melalui program pola asuh di
Panti Werdha Mojopahit. Saat ini baru 46 orang lansia sebatang kara yang
dirawat di panti jompo.
Minimnya jumlah lansia yang dirawat lantaran kapasitas panti yang
terletak di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko sangat terbatas."Ada
beberapa program di panti werdha namun lantaran terbatas daya tampung
hanya puluhan yang kita rawat lainnya melalui program pendampingan,"
jelasnya.
Untuk ribuan lansia yang tak tertampung, lanjutnya akan masuk program
asistensi sosial untuk lansia terlantar di luar panti. Khusus bagi
lansia yang sudah tak bisa apa-apa mendapatkan Rp 200 ribu per orang per
bulan. "Namun, saat ini kami baru menyentuh 32 orang," ujarnya.
Sementara 100 orang lansia lainnya, menurut Hariyono, mendapatkan
bantuan melalui program family support. Tahun ini, program baru ini baru
menyentuh lansia di Kecamatan Trowulan dan Puri. "Keluarga yang punya
lansia mendapatkan bantuan Rp 3 juta per keluarga per tahun. Dana itu
diberikan kepada keluarganya untuk modal usaha guna menopang kebutuhan
hidup lansia," ujarnya.
Terkait nasib 6.673 lansia terlantar lainnya, Hariyono mengaku tak bisa
berbuat banyak. Saat ini pihaknya baru merintis program pola asuh lansia
di luar panti werdha atau Karang Werdha untuk menangani ribuan lansia
terlantar. Nantinya di 304 desa dan kelurahan di Kabupaten Mojokerto
akan dibentuk Karang Werdha. Dia pun menggandeng sejumlah sekolah
keperawatan di Jawa Timur.
Jika selama ini mahasiswa magang hanya di panti werdha, nantinya mereka
akan diarahkan ke karang werdha. "Pola asuh di panti werdha perlu
diterapkan di luar panti. Makanya kami membuat karang werdha. Nanti pola
asuhnya identik dengan pola asuh di panti. Nantinya anak-anak magang
akan kami arahkan ke sana," pungkasnya
Sumber/SurabayaPagi.com