Nurul Hidayati dsn.Kedungrejo rt 003 rw 001 ds.Salamrejo kec.Binangun
kab.Blitar hanya bisa pasrah saja menerima nasibnya yang kini sedang
didera kanker yang menjangkiti lehernya.
Ia hanya bisa terlentang diranjangnya tanpa bisa melakukan aktifitas yang berarti.
Sebelumnya ia berprofesi sebagai guru.,namun kini ia tidak lagi bisa mengajar semenjak kanker yang menderanya bertambah parah.
""Saya berjuang untuk hidup..tapi untuk bertahan hidup,,rasanya sangat
sulit.,,"Ujarnya memelas lirih sambil menitikkan air mata.
Ia
sudah enggan pergi kerumah-sakit lagi ke rumah sakit karena menyadari
tubuh dan luka kankernya sudah pecah dan tidak akan sanggup melalui
medan perjalanan walaupun menggunakan mobil ambulance.
Sebenarnya
8 bulan yang lalu sudah kontrol ke rumah sakit, serta menjalani
kemoterapi tetapi hasilnya jauh dari harapan,,malah benjolan-benjolan
kanker ganas tumbuh dan berkembang di lehernya.
Dokter yang
menanganinya menyarankan agar ia menggunakan obat kemoterapi dengan
kualitas bagus agar sel2 kangker itu tidak menyebar semakin.
Tetapi saat menggunakan fasilitas BPJS ternyata obat kemoterapi yang
dimaksud tidak ditanggung dalam layanan BPJS yang untuk sekali
kemoterapi harganya mencapai Rp.22 juta. Sedangkan untuk perawatan kemoterapi bagi Nurul Hidayati membutuhkan 6 kali berturut-turut.
""Saya sebetulnya siap menjual rumah dan isinya.. "tetapi waktu saya
kalkulasi masih kurang,,karena nilainya hanya seharga Rp.75 juta. ""Dan
pastinya kami tidak akan kuat membayar kekurangan biaya
kemoterapi,,.""Ujar suaminya sambil menitikkan air-mata.
Sementara itu putrinya yang masih duduk di bangku SMA saat ini juga
butuh perawatan karena mengalami masalah di tulang punggung belakang.
Sumber/Komunitas Orang Jawa Timur